Jumat, 25 Mei 2012

MUSASHI BKC

0 komentar

 

FATWA MUSYAWARAH SABUK HITAM BKC
(MUSASHI BKC)
PUJA BHAKTI DHARMA GUNA


BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club dan Bina Khsatrya Cita pada pengertian yang sebenarnya, didirikan oleh Iwa Rahadian Arsanata, Gedung Mardisantosa No.02 Bandung merupakan tempat pertama panji BKC berkibar.

Namun, tahun-tahun sebelumnya telah dirintis pendiriannya dengan nama Bandung Karate School For Self Defense, ketika itu Kang Iwa tinggal di Jl. Kacapiring No.69/122 Bandung.

Berawal dari derita di Rangkas Bitung sekitar tahun 1955 bertempat di Pantai Lampe pesisir laut Labuan, Kang Iwa mendapat karunia Illahi dipertemukan dengan seseorang yang hingga saat ini belum pernah bertemu lagi, di Tempat itulah Kang Iwa mendapat sumpah sebagai Abdi Penerus Jalaksana.

Kuasa Allah tiada terbatas
Kehendak Allah tiada terduga
Bila Allah menghendaki
Tidak ada satu pun yang tidak mungkin
Karena itu aku teramat meyakini bahwa Ajaran Jalaksana sebagai perantara Kasih Illahi dalam membangun BKC dengan segala keberadaannya, maka jadilah segenap warga BKC khususnya para anggota yang mengabdikan dirinya pada kebenaran, mereka itu sebagai kekasih Allah.
Dan jadikanlah segala kehendak serta keinginan untuk meningkatkan kemuliaan dalam kehidupannya menjadi kenyataan.
Semoga cahaya keagunganMu senentiasa menyinari segenap warga BKC.
Dan kami semua sebagai hamba-hambaMu akan senantiasa patuh pada perintahMu, senantiasa mensyukuri karuniaMu, serta senantiasa berserah diri hanya kepada kehendakMu.

Panceg hate teu geuneuk teu mareukmeuk lir ibarat caang bulan opat belas dina ngalakukeun ngalampahkeun sagala parentah-parentah Gusti nu Maha Suci, adat istiadat, jeung kamanusaan.

WALUYA BAGJANING RAHARJA KERSANA NU MAHA KAWASA SAKABEH WARGA BKC Siloka tina Aji Sejatining Diri ka Sabelas.

Pondok Puragabaya BKC, 11-14 Desember 2008


IWA RAHADIAN ARSANATA
PENDIRI PERGURUAN
newer post

Falsafah

0 komentar

BKC secara secara lahiriah adalah Bandung Karate Club
BKC secara Batiniah adalah Bina Ksatrya Cita

Sumpah KARATE
  1. sanggup memelihara kepribadian
  2. sanggup patuh pada kejujuran
  3. sanggup mempertinggi prestasi
  4. sanggup menjaga sopan santun
  5. sanggup menguasai diri


Panca Dharma BKC
  1. sanggup mempertinggi kejujuran
  2. sanggup mempertahankan kebenaran
  3. sanggup mempertinggi prestasi
  4. sanggup menguasai diri
  5. sanggup menjaga nama baik perguruan
Tri Ratna BKC
  • Di sekolah menjadi Bintang
  • Di rumah menjadi anak kesayangan
  • Di masyarakat menjadi suritauladan


Falsafah BKC Secara Lahiriah :
"Kasih sayang tanpa kekuatan adalah kelemahan, kekuatan tanpa kasih sayang adalah penindasan"
Falsafah BKC secara Batiniah :
"Gerak rasa dan Wiwaha yang bersumber dari jiwa dan pikiran yang bersih, akan senantiasa memancarkan sinar kekuatan dan kasih sayang bagi sesamanya"

(Bubuka Tuntunan Ajaran Jalaksana)

"sinar suci Jalaksana, akan menyinari setiap kehendak para penerusnya, selama kehendak itu bersumber dari jiwa dan pikiran yang bersih"
(Makna Ajaran Jalaksana)


"Seorang Karateka bukan dilahirkan untuk menjadi seorang jagoan, tetapi juga bukan untuk menjadi seorang pengecut"

"Semakin jauh kumelangkah kedepan, Semakin sering kumelihat kebelakang"
newer post

Soto Niju Kun

0 komentar
Karate-do wa rei ni hajimari, rei ni owaru koto wo wasuruna
Karate diawali dan diakhiri dengan sopan santun

Karate ni sente nashi
Karate tidak mengenal sikap menyerang lebih dulu

Karate wa gi no tasuke
Karate adalah sebuah pertolongan untuk keadilan

Mazu jiko wo shire, shikoshite tao wo shire
Pertama-tama kenali dirimu sendiri baru orang lain

Gijutsu yori shinjutsu
Semangat lebih penting daripada teknik

Kokoro wa hanatan koto wo yosu
Bersiaplah untuk membebaskan pikiranmu

Wazawai wa getai ni shozu
Kecelakaan muncul dari kecerobohan

Dojo nomi no karate to omou na
Jangan berpikir karate hanya didalam dojo saja

Karate no jugyo wa issho de aru
Berlatih karate membutuhkan waktu seumur hidup

Arai-yuru mono wo karate kaseyo, soko ni myo-mi ari
Ubah segala hal seperti karate karena disanalah rahasianya

Karate wa yu no goto shi taezu natsudo wo ataezareba moto no mizu ni kaeru
Karate sama dengan air panas. Jika tidak kau berikan panas yang tetap maka air itu akan dingin kembali.

Katsu kangae wa motsu na makenu kangae wa hitsuyo
Jangan berpikir harus menang namun pikirkan agar tidak kalah

Teki ni yotte tenka seyo
Berubahlah sesuai dengan gerakan lawanmu

Tatakai wa kyojutsu no soju ikan ni ari
Memenangi pertarungan bergantung dari kemampuanmu mengontrol segala taktik

Hito no te ashi wo ken to omoe
Pikirkan kedua tangan dan kaki lawan seperti pedang

Danshi mon wo izureba hyakuman no tekki ari
Jika seseorang keluar dari rumah, pikirkan ada jutaan lawan tengah menunggu

Kamae wa shoshinsha ni ato wa shizentai
Pemula pertama-tama harus menguasai kuda-kuda dan sikap badan rendah, posisi badan yang alamiah/wajar untuk tingkat lanjut.

Kata wa tadashiku jissen wa betsu mono
Berlatih kata adalah satu hal dan menghadapi sebuah pertarungan nyata adalah hal yang lain lagi.

Chikara no kyojaku, karada no shinshuku, waza no kankyu wo wasaruna
Jangan lupa (1) penggunaan kekuatan dengan tenaga yang benar, (2) badan yang menyesuaikan/fleksibel, (3) penggunaan teknik dengan kecepatan yang benar

Tsune ni shinen kufu seyo
Carilah cara untuk senantiasa belajar sepanjang waktu
newer post

Profil Organisasi

0 komentar

Olahraga beladiri Karate merupakan bagian dari sarana pembinaan generasi muda pada khususnya, dan masyarakat pada umumnya baik pelajar, mahasiswa, karyawan, dan TNI/POLRI. Dalam rangka turut serta mewujudkan terbentuknya manusia Indonesia yang sehat jasmani dan rohani, sebagai kerangka dasar dari pembangunan manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana yang diamanatkan oleh GBHN. Sehingga tercipta insan beladiri yang tangguh bermental positif, berprestasi menjunjung tinggi budi pekerti yang luhur sesuai sesanti perguruan, yakni:

"Ilmu beladiri adalah merupakan penunjang harkat derajat serta martabat seseorang sebagai pengikutnya, harus dicapai dengan segala kemauan yang didasari oleh itikad yang baik"

PROLOG
BKC (Bandung Karate Club) Dojo SMK Negeri 3 Tasikmalaya merupakan ekstrakurikuler Olahraga Beladiri pertama di SMK Negeri 3 Tasikmalaya, sebagai organisasi olahraga khususnya karate yang tidak memihak salah satu golongan, agama, dan politik. Berbagai permasalahan yang muncul di tengah masyarakat, menuntut peran serta setiap elemen untuk dengan sunguh-sungguh dapat membantu memberikan solusi alternative sehingga dapat meningkatkan IQ, EQ seluruh Sumber Daya Manusia di Sekolah ini. Didalam melaksanakan kegiatannya BKC senantiasa menitikberatkan pada pemberdayaan aktifitas anggota melalui berbagai kegiatan/komponen seperti pelatihan-pelatihan sebagai pembekalan sehingga diharapkan terbentuk anggota-anggota BKC yang kritis, pragmatis, "can do" dalam menghadapi permasalahan yang timbul sehingga diharapkan terwujud pribadi yang mandiri.

LATAR BELAKANG
Organisasi ini dibentuk untuk:
Menghimpun pelajar SMK Negeri 3 Tasikmalaya yang mempunyai minat dalam ilmu beladiri karate pada khususnya, serta olahraga pada umumnya.
Mendidik dan membina setiap anggota dalam kekuatan fisik dan mental, kepribadian, kedisiplinan dan keterampilan agar kelak dengan ilmu yang diperolehnya dapat menyesuaikan diri dalam lingkaran masyarakat serta bertanggungjawab demi kepentingan bangsa, Negara dan kemanusiaan.
Membantu dan berpartisipasi terhadap program pemerintah dalam bidang pendidikan pada khususnya dan pengembangan olahraga pada umumnya, serta turut membantu mensukseskan program pemerintah, yakni membangun Manusia Indonesia Seutuhnya.

MAKNA ORGANISASI PERGURUAN
BKC merupakan singkatan dari Bandung Karate Club, serta Bina Ksatrya Cita. Didirikan di Kota Bandung tanggal 16 Juni 1966 oleh kang Iwa Rahadian Arsanata, yang mana perintisannya dimulai tahun 1963 dengan nama Bandung Karate School for Self Defense. Bandung Karate Club merupakan organisasi perguruan beladiri / karate tertua di Provinsi Jawa Barat. Makna dari seluruh ajarannya disebut "PRAJA KSATRYA DHARMA"

INDUK PERGURUAN
Sejak tahun 1963 BKC telah terdaftar sebagai anggota aktif pada induk organisasi Karate di Indonesia yakni PORKI (Persatuan Olah Raga Karatedo Indonesia) kemudian pada bulan Oktober 1972 di Jakarta dalam kegiatan kongres PORKI 1 menghasilkan perubahan nama organisasi induk karate Indonesia menjadi Federasi Olah Raga Karatedo Indonesia (FORKI) dan sampai saat ini perguruan BKC termasuk 5 besar perguruan Karate yang berhasil menjaga aktivitasnya dengan baik dan berkesinambungan.

PENGEMBANGAN
Berusaha mengembangkan kemampuan para Karateka di SMK Negeri 3 Tasikmalaya untuk mengukir prestasi di tingkat Kota, Provinsi, Nasional, bahkan Internasional. Dan telah tercatat beberapa atlet Karate dari SMK Negeri 3 Tasikmalaya telah berprestasi ditingkat nasional.

AKTIVITAS
  • Latihan rutin, 2 minggu sekali;
  • Ujian Kenaikan tingkat Kyu, 6 bulan sekali;
  • 1 tahun sekali, pekan persaudaraan nasional (GASHUKU Nasional) serta UKT Kyu, Sabuk Hitam/DAN tingkat nasional di pusdiklat BKC / Pondok PURAGABAYA;
  • Kejurcab menuju Kejurcab FORKI dan Kejurda/Kejurnas BKC/BKC Champion Cup;
  • Latihan gabungan tingkat cabang/daerah;
  • Pemantapan Dasar Disiplin Karate;

Visi
Sebagai organisasi yang melahirkan kreativitas pemberdayaan diri yang potensial.

Misi
Membangun kesadaran intelektual, emosional, spiritual, serta beladiri Karateka menuju pembentukan karakter yang professional. Meningkatkan sumberdaya manusia melalui pengembangan kreativitas Karateka sehingga membangun kepribadian berorganisasi dalam menjalin persaudaraan.
newer post

Arti Lambang Perguruan BKC

0 komentar
Warna lambang:
  • Kuning, mengartikan Keyakinan akan ke-Agungan Tuhan
  • Putih, mengartikan Kebersihan / Kesucian Jiwa
  • Merah, mengartikan Keberanian
Pengertian Lambang:
  • Lingkaran, mengartikan Putaran jiwa dan pikiran dalam kehidupan yang harus penuh perhitungan.
  • Lingkaran putih, mengartikan Jiwa yang bersih / suci.
  • Tulisan Praja Ksatrya Dharma, mengartikan pembinaan setiap anggota BKC, untuk menjadi pimpinan yang berjiwa Ksatrya dan tanpa pamrih.
  • Tulisan kata-kana Karate, mengartikan bahwa ajaran Ilmu Beladiri yang ditonjolkan adalah Karate.
newer post

Sejarah Singkat BKC

0 komentar
BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club atau Bina Ksatrya Cita dalam pengertian yang sebenarnya.

BKC didirikan di Bandung pada tanggal 16 Juni 1966 oleh Kang Iwa Rahadian Arsanata.

Sejak tahun 1963, BKC telah dirintis pendiriannya dengan nama bandung Karate School for Self Defense. Gedung Mardy Santosa yang terletak di Jalan sunda No.02. Bandung, merupakan tempat pertama BKC didirikan, dan tecatat sebagai anggota pertamanya terdiri dari kalangan siswa-siswi sekolah Guru Pendidikan Jasmani, SMAN Jalan Belitung, STMN 1 Jalan Radjiman, serta beberapa orang Mahasiswa Unpad dan ITB.

Kemudian dalam musyawarah lembaga aliran Karate di Jakarta yang dipimpin oleh Jendral Surono dan Widjojo Suryon, bahwa BKC dikukuhkan sebagai anggota Federasi Olah Raga Karate-do Indonesia(FORKI) di penghujung tahun 1972.

Oleh alasan diatas, maka Bandung Karate Club ini adalah merupakan sebuah organisasi perguruan beladiri / Karate yang tertua di provinsi Jawa Barat. 
newer post

Selayang Pandang BKC

0 komentar
Nun jauh dari keramaian, Ditempat yang begitu sepi. Di pantai lampai pesisir laut Labuan. Gugusan selat sunda. Tak jauh dari gunung Krakatau dan palung sunda. Ditempat itulah, awal mula cerita lahirnya BKC, Juga berawal dari derita dirangkas bitung. Diusia 11 tahun, Alhamdulillah Kang Iwa telah menerima karunia illahi yang tiada ternilai, Yaitu tuntunan ajaran Jalaksana. Pada saat itu, sungguh Kang Iwa tidak memahami akan makna ajaran Jalaksana. Namun kehendak Tuhan diatas segala-galanya. Dan tiada yang tidak mungkin bagi kehendakNya. 11 tahun kemudian, tepatnya di jantung kota bandung. Diusia 22 tahun, panji BKC berkibar. BKC adalah singkatan dari Bandung Karate Club. Dan Bina Ksatrya Cita pada pengertian yang sebenarnya.. Didirikan di Bandung pada 16 Juni 1966. Namun, sejak tahun 1963, Kang Iwa telah merintis pendiriannya, Dengan nama Bandung Karate School for Self Defense. Gedung Mardi Santosa yang terletak di jalan sunda no.02 Merupakan tempat pertama lahirnya BKC. Tercatat sebagai anggota angkatan pertama adalah, terdiri dari:
  • Siswa-siswa Sekolah Guru Pendidikan Jasmani
  • SMAN Jalan Belitung
  • STMN 1 Jalan Radjiman
Sungguh teramat diyakini, bahwa BKC ada dan berada dengan segala keberadaannya adalah benar-benar karena kasih Illahi, melalui tuntunan ajaran Jalaksana.

Sejak berdirinya ditahun 1966, BKC telah menata aturan-aturan perguruan. Baik dalam menyusun aktivitas latihan, ujian kenaikan tingkat, latihan alam, maupun pertandingan-pertandingan intern. Tercatat latihan alam pertama diadakan di perbukitan sekitar pondok BKC sekarang, latihan pantai pertama di pelabuhan Ratu, Kejuaraan Karate pertama di Lapangan Tenis Dinas Pekerjaan Umum Jalan Martadinata. Dan tercatat BKC Tasikmalaya adalah cabang yang pertama. Selepas peringatan ulang tahun BKC yang ke-6, Juni 1972, terjadi kemelut dalam tubuh BKC. Tepatnya pada bulan Juli 1972, 7 orang senior BKC berdalih mengundurkan diri, namun ternyata mereka berniat buruk. BKC di Kota Bandung menjadi porak poranda, dan akhirnya Kang Iwa terbuang ke Tasikmalaya.

Tuhan maha Kasih, sebab BKC berdiri bersumberkan kepada ajaran Jalaksana, maka BKC tetap utuh dan terjaga. BKC tetap utuh dan terjaga. 11 kader muda BKC, bertempat di kediaman kang Awal di jalan Patrakomala no.11, berikrar, BKC Harus tetap ada, sekalipun berubah nama untuk sementara dengan nama INSI. Kembali kebenaran menyinari BKC. Pada musyawarah Lembaga Aliran Karate yang pertama di Jakarta, atas jasa Ibu Yusuf dari perguruan INKAI, BKC diakui sebagai anggota Federasi Olah Raga Karate Indonesia. Dan setelah itu BKC terus Berjaya. Ketujuh orang senior BKC yang berdalih mengundurkan diri adalah, terdiri dari:
  • Edikos,
  • Dodi Mulyadi,
  • Dodi Hidayatullah,
  • Dedi Darmaji,
  • Tedi Gunawan,
  • Ahmad Muhammad, dan
  • Ahmad Derajat.
Kemudian, persekutuan ketujuh senior BKC tadi terpecah belah, dan akhirnya mereka mendirikan perguruan sendiri-sendiri.
BKC bagaikan sebuah sungai. Dari hulunya kecil, makin hilir makin besar. Dan pasti ke Muara juga sampainya. Juga BKC bagaikan ikan salmon. Hidup jauh di tengah lautan, namun karena kodratnya harus bertelur dan beranak pinak jauh di pedalaman sungai. Sepertinya sudah diatur oleh kehendak Illahi, selalu dan selalu di BKC terdapat angka-angka kembar. Ini bagian dari karunia Illahi yang patut selalu disyukuri oleh segenap warga BKC untuk mencapai kemulyaan dalam kehidupan. Para pimpinan BKC dari tahun ke tahun, adalah terdiri dari:
  • Budiarto, S.H.
  • Kol. Purn. H. Anwar Tamim.
  • Kol. Purn. ROC Junjunan, Alm.
  • Kol. Purn. H. Saleh M Yunus.
  • Mayjend. HE Suratman.
  • Brigjend. Purn. H. Agus Muhidin.
Dan kepengurusan BKC sekarang ini terdiri dari:
  • Mayjend. Adang Ruhiyatna selaku Ketua Dewan Pembina.
  • Ir. H. Awal Kusumah selaku Ketua Umum.
  • H. Azis Syarif selaku Ketua Harian PB. BKC.
Modal utama kita segenap warga BKC, adalah senantiasa mensyukuri akan karunia Illahi, dan ingatlah selalu akan sesanti perguruan yang berbunyi sebagai berikut: "sekecil-kecilnya perguruan BKC, masih ada yang bisa dilihat. Dan sebodo-bodonya warga BKC, masih ada yang bisa jadi contoh". Selain itu, seyogyanya segenap warga BKC harus selalu ingat akan makna ajaran Jalaksana, yang berbunyi: "sinar suci Jalaksana, akan menyinari setiap kehendak para penerusnya, selama kehendak itu bersumber dari jiwa dan pikiran yang bersih"
newer post

Sejarah Karate

0 komentar
Sejarah karate sampai saat ini tidak begitu jelas, sehingga untuk mengetahuinya sedikit banyak harus mempercayai dari cerita dan legenda.

Menurut sejarah sebelum menjadi bagian dari Jepang, Okinawa adalah suatu wilayah berbentuk kerajaan yang bebas merdeka. Pada waktu itu Okinawa mengadakan hubungan dagang dengan pulau-pulau tetangga. Salah satu pulau tetangga yang menjalin hubungan kuat adalah Cina. Hasilnya Okinawa mendapatkan pengaruh yang kuat akan budaya Cina.

Sebagai pengaruh pertukaran budaya itu banyak orang-orang Cina dengan latar belakang yang bermacam-macam datang ke Okinawa mengajarkan bela dirinya pada orang-orang setempat. Yang di kemudian hari menginspirasi nama kata seperti Jion yang mengambil nama dari biksu Budha. Sebaliknya orang-orang Okinawa juga banyak yang pergi ke Cina lalu kembali ke Okinawa dan mengajarkan ilmu yang sudah diperoleh di Cina.

Pada tahun 1477 Raja Soshin di Okinawa memberlakukan larangan pemilikan senjata bagi golongan pendekar. Tahun 1609 Kelompok Samurai Satsuma dibawah pimpinan Shimazu Iehisa masuk ke Okinawa dan tetap meneruskan larangan ini. Bahkan mereka juga menghukum orang-orang yang melanggar larangan ini. Sebagai tindak lanjut atas peraturan ini orang-orang Okinawa berlatih Okinawa-te (begitu mereka menyebutnya) dan Ryukyu Kobudo (seni senjata) secara sembunyi-sembunyi. Latihan selalu dilakukan pada malam hari untuk menghindari intaian. Tiga aliranpun muncul masing-masing memiliki ciri khas yang namanya sesuai dengan arah asalnya, yaitu : Shurite , Nahate dan Tomarite.

Namun demikian pada akhirnya Okinawate mulai diajarkan ke sekolah-sekolah dengan Anko Itosu (juga mengajari Funakoshi) sebagai instruktur pertama. Dan tidak lama setelah itu Okinawa menjadi bagian dari Jepang, membuka jalan bagi karate masuk ke Jepang. Gichin Funakoshi ditunjuk mengadakan demonstrasi karate di luar Okinawa bagi orang-orang Jepang.

Gichin Funakoshi sebagai Bapak Karate Moderen dilahirkan di Shuri, Okinawa, pada tahun 1868. Funakoshi belajar karate pada Azato dan Itosu. Setelah berlatih begitu lama, pada tahun 1916 (ada yang pula yang mengatakan 1917) Funakoshi diundang ke Jepang untuk mengadakan demonstrasi di Butokukai yang merupakan pusat dari seluruh bela diri Jepang saat itu. Selanjutnya pada tahun 1921, putra mahkota yang kelak akan menjadi kaisar Jepang datang ke Okinawa dan meminta Funakoshi untuk demonstrasi karate. Bagi Funakoshi undangan ini sangat besar artinya karena demonstrasi itu dilakukan di arena istana Shuri. Setelah demonstrasinya yang kedua di Jepang, Funakoshi seterusnya tinggal di Jepang.

Selama di Jepang pula Funakoshi banyak menulis buku-bukunya yang terkenal hingga sekarang seperti "Ryukyu Kempo : Karate" dan "Karate-do Kyohan". Sejak saat itu klub-klub karate terus bermunculan baik di sekolah dan universitas.

Gichin Funakoshi selain ahli karate juga pandai dalam sastra dan kaligrafi. Nama Shotokan diperolehnya sejak kegemarannya mendaki gunung Torao (yang dalam kenyataannya berarti ekor harimau). Dimana dari sana terdapat banyak pohon cemara ditiup angin yang bergerak seolah gelombang yang memecah dipantai. Terinspirasi oleh hal itu Funakoshi menulis sebuah nama "Shoto" sebuah nama yang berarti kumpulan cemara yang bergerak seolah gelombang, dan "Kan" yang berarti ruang atau balai utama tempat muridnya-muridnya berlatih.

Simbol harimau yang digunakan karate Shotokan yang dilukis oleh Hoan Kosugi (salah satu murid pertama Funakoshi), mengarah kepada filosofi tradisional Cina yang mempunyai makna bahwa ''harimau tidak pernah tidur''. Digunakan dalam karate Shotokan karena bermakna kewaspadaan dari harimau yang sedang terjaga dan juga ketenangan dari pikiran yang damai yang dirasakan Gichin Funakoshi ketika sedang mendengarkan suara gelombang pohon cemara dari atas Gunung Torao.

Sekalipun Funakoshi tidak pernah memberi nama pada aliran karatenya, murid-muridnya mengambil nama itu untuk dojo yang didirikannya di Tokyo tahun sekitar tahun 1936 sebagai penghormatan pada sang guru. Selanjutnya pada tahun 1949 Japan Karate Association (JKA) berdiri dengan Gichin Funakoshi sebagai instruktur kepalanya.
Shotokan adalah karate yang mempunyai ciri khas beragam teknik lompatan (lihat Enpi, Kanku Dai, Kanku Sho dan Unsu), gerakan yang ringan dan cepat. Membutuhkan ketepatan waktu dan tenaga untuk melancarkan suatu teknik.

Gichin Funakoshi percaya bahwa akan membutuhkan waktu seumur hidup untuk menguasai manfaat dari kata. Dia memilih kata yang yang terbaik untuk penekanan fisik dan bela diri. Yang mana mempertegas keyakinannya bahwa karate adalah sebuah seni daripada olah raga. Baginya kata adalah karate. Funakoshi meninggal pada tanggal 26 April 1957.

Hingga kini 4 besar aliran karate di Jepang yaitu Shotokan, Gojuryu, Wadoryu dan Shitoryu.
newer post
newer post Home